Amaliyah Pendiri Muhammadiyyah Sama Dengan Nu



Mustasyar PBNU KH. Sya’roni Ahmadi menuturkan, amalan ibadah Muhammadiyyah yang diterangkan dalam kitab fiqih berbahasa Jawa karya KH. Ahmad Dahlan bergotong-royong sama dengan Nahdlatul Ulama. Namun, anutan tersebut dirubah oleh pengurus Muhammadiyyah periode berikutnya.


“Saya punya kitab jilid 3 karya Mbah Dahlan itu yang menunjukan dengan terang bahwa sholat tarawih dilaksanakan 20 rakaat dan setiap 2 rakaat harus salam,” terangnya mengutip kitab fiqihnya KH. Ahmad Dahlan dalam pengajian rutin Tafsir Al Qur’an di Masjid Al-Aqsha Menara Kudus, Jum’at pagi (18/4)


Mbah Sya’roni mengatakan, KH. Ahmad Dahlan yakni teman berguru pendiri NU KH. Hasyim Asy’ari di banyak sekali pesantren di Indonesia. Saat nyantri di Ponpes Mbah Sholeh Darat Semarang, keduanya juga selalu bersama-sama.


“Begitu pula dikala di Mekah, mereka selalu ngaji bersama pada KH. Khatib Minangkabau dan KH. Nawawi Al Bantani. Kyai Dahlan dan Kyai Hasyim ini sama ‘alimnya dan sama ibadahnya,” terang Mbah Sya’roni di depan ribuan jamaah.


Kedua tokoh pendiri ormas keagamaan terbesar di Indonesia ini, tutur KH. Sya’roni, berbeda hanya pada waktu mengajar di pesantren masing-masing. Bila KH. Hasyim mengajar santrinya selalu diselingi terbangan, sementara KH. Ahmad Dahlan diselingi dengan biola.


“Soal amalan ibadahnya sama, Mbah Dahlan sholat shubuhnya juga ada do’a qunutnya. Tetapi anutan itu kini dirubah oleh orang-orang Muhammadiyyah sendiri dari kitab fiqih aslinya,” tegasnya lagi.




Oleh : Saifurroyya

Sumber : www.nu.or.id

Comments

Popular posts from this blog

Kh. Ahmad Badawi (Mbah Badawi Kaliwungu)

Kesederhanaan Habib Toha Al-Munawwar Semarang

Pondok Pesantren Ta’Limul Qur’An Al-Asror (Pptq Al- Asror)