Nasihat Mulia Dalam Taurat Nabi Musa As. (Bag. 12)



Pesan-pesan nasihat ini ialah nasihat mulia yang dinukil oleh Amirul Mukminin Ali bin Abu Thalib melalui verbal Nabi Musa bin Imran dari bahasa Ibrani ke dalam bahasa Arab. Sedang sumber nasihat mulia ini diambil dari kitab Hadis-e Qudsi karya Thahir Khusynuwis. Kumpulan nasihat ini terdiri dari 40 surat pilihan dari kitab Taurat (yang otentik) yang Allah wahyukan kepada Nabi Musa as. Dalam kitab Tafsir Abul Fadhl disebutkan bahwa kitab Taurat (yang otentik) terdiri dari 1.000 surat. Setiap surat terdiri dari 1.000 ayat, ibarat surat al-Baqarah yang meliputi 1.000 perintah, 1.000 larangan,  1.000 janji, dan 1.000 ancaman.

Saya sengaja mengetengahkan nasihat mulia ini dengan berkala, biar gampang direnungkan dan direalisasikan dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Mudah-mudahan, nasihat mulia ini sanggup mendatangkan manfaat bagi kita semua yang mau merenungkan dan merealisasikannya.

Surat XXIII

Allah swt. Berfirman :

Wahai anak Adam, sebenarnya setan bagi kalian ialah musuh yang nyata. Karena itu ambillah (jadikanlah) ia sebagai musuh. Ingatlah akan suatu hari dimana kalian akan dibangkitkan (pada hari itu) di hadapan Allah secara berkelompok-kelompok. Kalian (akan) berdiri di hadapan Allah baris demi baris; kalian (akan) membaca kitab (amal perbuatan kalian) karakter demi huruf; dan kalian akan ditanya wacana apa yang kalian lakukan, baik (yang dilakukan) secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan.

Kemudian, orang-orang yang bertakwa (akan) diarahkan menuju nirwana kelompok demi kelompok dan orang-orang jahat (akan) diseret ke neraka jahanam kelompok demi kelompok (pula). Cukuplah komitmen dan bahaya Allah atas kalian!

Sesungguhnya Aku ialah Allah, maka kenalilah Aku; Aku ialah Pemberi nikmat, maka bersyukurlah kepada-Ku; Aku ialah Maha Pengampun, maka mohonlah ampunan dari-Ku; dan Aku Maha Mengetahui wacana rahasia-rahasia, maka waspadalah terhadap-Ku.

Surat XXIV

Allah swt. Berfirman :
  
Allah menyatakan bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang cendekia (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. Sampaikanlah isu besar hati kepada setiap orang yang melaksanakan kebaikan dengan surga. Setiap pelaku keburukan ialah orang yang celaka dan merugi.

Barangsiapa yang mengenal Allah dan mematuhi-Nya, maka ia akan selamat. Siapa saja yang mengenal setan dan menentangnya, maka ia akan selamat. Siapa pun yang mengenal kebenaran kemudian mengikutinya, maka ia akan aman. Barangsiapa yang mengenal kebatilan dan menjauhinya, maka ia akan beruntung. Siapa saja yang mengenal dunia dan menolaknya, maka ia akan bahagia. Barangsiapa yang mengenal darul abadi kemudian mengejarnya, maka ia akan hingga (pada tujuan hidupnya).

Sesungguhnya Allah memperlihatkan hidayah kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya dan (hanya) kepada-Nya-lah kalian kembali.

Wahai anak Adam, jikalau Allah telah menanggung rezeki kalian, mengapa kalian (masih) terlalu banyak memikirkan (nya)? Apabila penciptaan berasal dari-Ku, mengapa (masih) ada sifat bakhil (pada kalian)? Jika Iblis ialah musuh-Ku, mengapakah insan lupa? Bila perhitungan amal dan melewati Shirat (titian menuju surga) benar-benar ada, mengapa (manusia masih sibuk) mengumpulkan harta? Apabila siksa Allah benar-benar nyata, mengapa insan (masih) bermaksiat? Jika pahala Allah terdapat di dalam surga, mengapa insan (masih) bersantai? Bila segala sesuatu terjadi menurut qadha dan takdir dari-Ku, mengapa (masih) ada rasa takut?

(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kalian tidak berduka cita terhadap apa yang luput dari kalian. Dan biar kalian tidak terlalu besar hati terhadap apa yang diberikan-Nya kepada kalian.

   
Ditulis Oleh :  
al-Faqier ila Rahmati Rabbih
Saifurroyya
Sumber : Buku Pesan Ilahi Dalam Taurat

Comments

Popular posts from this blog

Kh. Ahmad Badawi (Mbah Badawi Kaliwungu)

Kesederhanaan Habib Toha Al-Munawwar Semarang

Pondok Pesantren Ta’Limul Qur’An Al-Asror (Pptq Al- Asror)