Posts

Showing posts from June, 2014

Keutamaan Bulan Sya’Ban

Image
Sya’ban dalam bahasa Arab terdiri dari lima huruf, yaitu; syin, ain, ba’, alif dan nun . Huruf syin yang diambil dari kata   syaraf   yang berarti kemuliaan. Huruf ain diambil dari kata   ‘uluwwi   yang berarti tingkat tinggi. Huruf ba’ diambil dari kata   birr yaitu kebaikan. Adapun alif diambil dari kata ulfah   yang mengandung makna kasih sayang. Sedangkan nun diambil dari kata   nur yang berarti cahaya. Inilah segala predikat yang menempel dalam bulan Sya’ban yang disediakan oleh Allah swt. untuk hamba-hamba-Nya. Pada bulan Sya’ban inilah Allah swt. membuka pintu-pintu kebaikan dan menurunkan berkah-Nya dan pada bulan inilah Allah swt. bershalawat kepada Rasulullah saw. selaku khairul bariyyah (makhluk yang paling mulia). وهو شهر الصلاة على النبى المختار, قال الله تعالى "ان الله وملائكته يصلون على النبى يايها الذين امنوا صلوا عليه وسلموا تسليما Dalam sebuah pendapat sebagaimana dinuqil oleh Quthbur Rabbani Syaikh Abdul Qadir al-Jailani dalam kitabnya ‘ al-Ghu

Politik Dalam Islam

Image
Islam sebagai agama samawi yang komponen dasarnya 'aqidah dan syari'ah, punya hubungan erat dengan politik dalam arti yang luas. Sebagai sumber motivasi masyarakat, Islam berperan penting menumbuhkan sikap dan sikap sosial politik. Implementasinya kemudian diatur dalam syari'at, sebagai katalog-lengkap dari perintah dan larangan Allah, pembimbing insan dan pengatur kemudian lintas aspek-aspek kehidupan insan yang kompleks. Islam dan politik memiliki titik singgung erat, kalau keduanya dipahami sebagai sarana menata kebutuhan hidup insan secara menyeluruh. Islam tidak hanya dijadikan kedok untuk mencapai kepercayaan dan imbas dari masyarakat semata. Politik juga tidak hanya dipahami sekadar sebagai sarana menduduki posisi dan otoritas formal dalam struktur kekuasaan. alm. Gus Dur dan alm. KH. M.A. Sahal Mahfudz Politik yang hanya dipahami sebagai usaha mencapai kekuasaan atau pemerintahan, hanya akan mengaburkan maknanya secara luas dan menutup bantuan Isl

Atas Nama Keadilan…

Image
Dalam pilpres kali ini, saya sangat prihatin dengan merebaknya isu-isu negatif yang menyerang kedua pasang capres-cawapres kita. Di satu sisi ada yang difitnah sebagai orang non-Islam dengan mengembangkan tabloid “Obor Rakyat“ di banyak sekali masjid dan pondok pesantren. Dipandang dalam kacamata aturan Islam (fikih), hal itu merupakan sesuatu yang sangat diharamkan. Karena masjid dan pesantren merupakan kawasan suci yang harus steril (bersih) dari hal-hal yang bersifat duniawi, lebih-lebih ajang politik yang berbau hujatan dan fitnah. Di sisi lain ada yang mengungkap kembali aib-aib masa kemudian yang pada hakikatnya belum terselesaikan dengan baik di mata aturan negara. Semua itu, apabila kita merasa sebagai warga negara Indonesia yang baik, tentu akan dapat memilah dan menentukan siapa yang pantas memimpin negeri yang tercinta ini. Indonesia ialah negeri yang beradab, namun mengapa kini ini adat dan moral yang dimiliki penduduknya seakan luntur dimakan zaman?. Ada apa dengan I

Selamat Jalan Kyai Panutan Umat…

Image
Hari ini, langit Indonesia kembali berduka atas kepergian dua sosok ulama besar pada rentang hanya selisih satu hari. Sosok ulama besar tersebut ialah KH, Khotib Umar Jember (wafat pada hari Ahad, 8 Juni 2014) dan KH. Ahmad Idris Marzuqi Lirboyo Kediri (wafat pada hari ini, Senin, 9 Juni 2014). Kedua ulama itu ialah ulama ‘alim yang memiliki ribuan santri dan umat. KH. Khotib Umar ialah Pengasuh Ponpes Raudlotul Ulum Sumberwaringin Jember sekaligus Mustasyar PBNU. Sedang KH. Ahmad Idris Marzuqi ialah Pengasuh Ponpes Hidayatul Mubtadi’in Lirboyo Kediri juga Mustasyar PBNU. Kehilangan ulama panutan santri dan umat ialah kesedihan mendalam yang akan selalu dirasakan. Apalagi sosok kedua ulama tersebut ialah ulama besar yang ‘alim dan khos. KH. Khotib Umar salah satu ulama Jember yang sering disowani oleh Gus Dur. Beliau termasuk salah satu ulama khos yang dimiliki oleh NU.   KH. Ahmad Idris Marzuqi Adapun KH. Ahmad Idris Marzuqi ialah ulama yang konsisten dalam mengasuh d

Kampanye Hitam = Menebar Fitnah

Image
Akhir-akhir ini aku sangat prihatin dengan keadaan politik di Indonesia. Masyarakat seperti digiring oleh apa yang disebut dengan info negatif. Kampanye hitam atau black campaign seolah bukan barang langka dan absurd di mata dan indera pendengaran kita. Setiap hari kita disuguhi oleh berita-berita yang memuat aib, fitnah dan celaan yang menyerang kedua capres dan cawapres kita. Padahal demokrasi mengajarkan kita untuk senantiasa santun dan saling menghargai pilihan masing-masing. Apakah kita semua tidak tahu substansi demokrasi? Apakah demokrasi hanya memperebutkan dingklik jabatan? Apakah masyarakat sudah lupa, bahwa demokrasi ialah sarana untuk sanggup hidup rukun dan saling menghargai perbedaan? Demokrasi bukan hanya sarana memperebutkan dingklik jabatan. Demokrasi ialah jembatan menuju kerukunan dan saling menghargai perbedaan. Demokrasi tidak diukur oleh kekuatan maupun uang. Demokrasi harus diukur dengan ukuran kemaslahatan bersama. Bukan unjuk kekuatan, fitnah, celaa