Posts

Showing posts from May, 2014

Memilih Pemimpin Yang Merakyat

Image
Genderang persaingan kontestan capres dan cawapres sudah ditabuh KPU. Saatnya rakyat Indonesia meminang-minang siapa yang akan dipilih nantinya. Memilih pemimpin ialah salah satu sarana mewujudkan kehidupan berbangsa dan bertanah air yang baik dan sejahtera. Sebab, dengan kita menentukan pemimpin yang baik dan merakyat akan terwujud kehidupan yang berimbang. Tidak ada jarak antara pemimpin dan rakyatnya, hanya kiprah dan kewenangan sajalah yang memisahkannya. Pemimpin yang baik ialah pemimpin yang mau tahu kondisi dan keadaan masyarakatnya. Mereka mau “blusukan” dan menengok apa yang rakyat butuhkan. Sehingga rakyatnya tidak takut memberikan aspirasinya kepada mereka. Rakyat akan sungkan, aib dan takut apabila pemimpinnya hanya duduk, tanda tangan dan berpidato di depan atau di dalam gedungnya. “Blusukan” ialah salah satu cara ampuh untuk lebih bersahabat dengan rakyatnya dan mendengarkan keluh kesah rakyatnya. Cara ini sudah pernah diterapkan oleh Khalifah Umar bin Khattab

Kh. Dimyati Banten (Abuya Dimyati)

Image
Nama lengkapnya yaitu KH. Muhammad Dimyati bin Muhammad Amin al-Bantani yang biasa dipanggil dengan sebutan “Abuya Dimyati”, atau oleh kalangan santri Jawa bersahabat dipanggil “Mbah Dim”. Beliau dikenal sebagai ulama dan guru thariqah yang alim dan wira’i di Banten. Beliau lahir sekitar tahun 1925 dari pasangan H. Amin dan Hj. Ruqayah. Sejak kecil Abuya Dimyati sudah menampakan kecerdasan dan keshalihannya. Beliau berguru dari satu pesantren ke pesantren lainnya, menjelajah tanah Jawa hingga ke pulau Lombok demi memenuhi pundi-pundi keilmuannya. Abuya Dimyati berguru pada ulama-ulama sepuh di tanah Jawa. Di antaranya Abuya Abdul Chalim, Abuya Muqri Abdul Chamid, Mama Achmad Bakri (Mama Sempur), Mbah Dalhar Watucongol Magelang, Mbah Nawawi Jejeran Jogja, Mbah Khozin Bendo Pare Kediri, Mbah Baidlowi Lasem Rembang, Mbah Rukyat Kaliwungu Kendal, dan masih banyak lagi. Kesemua guru-guru dia bermuara pada Syech Nawawi al-Bantani. Menurut  Abuya Dimyati, para kyai sepuh tersebut

Sunan Katong (Kyai Katong Kaliwungu)

Image
Belum banyak buku yang menulis dan menemukan catatan baku atau buku induk yang menunjukan riwayat hidup Sunan Katong. Cerita perjalanan hidup Sunan Katong ini akibatnya diperoleh dari keterangan para sesepuh, itu pun belum dijamin kelengkapan ceritanya dan validitasnya. Oleh alasannya itu, dalam menulis riwayat hidup Sunan Katong ini banyak didominasi oleh cerita-cerita tutur sebagai perhiasan kisah perjalanan Sunan Katong. Banyak buku sejarah yang menunjukan wacana Walisongo akan tetapi tidak satu buku pun yang menunjukan dan bahkan menyebut sekalipun nama Sunan Katong. Oleh alasannya itu, untuk sanggup mencari identitasnya diharapkan data-data yang menyamping yang bekerjasama dengan masa saat itu. Namun, ada satu riwayat yang menjelaskan, bahwa kedatangan seorang santri yang berjulukan Bhatara Katong atau Kyai Katong ke Kaliwungu yaitu atas petunjuk dari gurunya yaitu Kyai Pandan Arang (Semarang). Kyai Katong sendiri yaitu keturunan Prabu Brawijaya V, sedang Kyai Pandan Ara