Hikmah Medis Di Balik Perintah Membaca Al-Qur’An



Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi petunjuk dan pedoman hidup bagi seorang muslim. Oleh alasannya ialah itu, seorang muslim akan sanggup menjalani kehidupan ini dengan baik dan sesuai dengan hukum yang ditentukan oleh Allah swt., bila ia berpedoman kepada Al-Qur’an. Untuk sanggup memahami hukum hidup yang tercantum di dalam Al-Qur’an, tidak ada cara lain kecuali dengan mempelajarinya, yaitu dengan cara berguru baca tulis Al-Qur’an serta senantiasa membaca, mengaji dan mengkajinya.

Bahasa yang dipakai dalam Al-Qur’an ialah bahasa Arab yang merupakan bahasa orisinil Al-Qur’an semenjak diturunkannya kepada Rasulullah saw. Umat Islam di seluruh dunia yang memakai Al-Qur’an sebagai pedoman dan mengambil manfaat darinya harus mempelajari cara membacanya dalam bahasa Arab, disamping terjemahan dan tafsirnya. Sebab, yang dikategorikan ibadah saat membaca Al-Qur’an ialah membaca teks aslinya (Arabnya). Hal ini sebagaiman yang disabdakan oleh Rasulullah saw., “Barang siapa yang membaca satu abjad dari Kitabullah (Al-Qur’an), maka dengannya ia mendapat satu kebaikan. Dan, satu kebaikan dibalas dengan sepuluh kali lipat. Aku tidak menyampaikan alif lam mim itu satu huruf, akan tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf”. (HR. Tirmidzi)

Dalam hadits tersebut, terang sekali bahwa yang dimaksud dengan membaca Al-Qur’an ialah membacanya dalam bahasa Arab. Berkaitan dengan hal itu, seorang Guru Besar Universitas Cambridge, Knett Grigh, mengatakan, “Al-Qur’an lebih unggul dan menjadi pedoman hidup insan sepanjang masa, alasannya ialah Al-Qur’an meliputi hal-hal yang kecil maupun urusan yang besar. Tidak ada sesuatu yang tidak diatur oleh Al-Qur’an. Saya yakin, Al-Qur’an bisa menghipnotis orang-orang Barat. Dengan syarat, Al-Qur’an dibacakan dengan bahasa aslinya (Arabnya), alasannya ialah terjemahannya tidak bisa memberi imbas kejiwaan dan rohani, berbeda dengan bacaan aslinya yang bisa menggetarkan jiwa dan meluluhkan kalbu (hati).

Seluruh umat Islam harus mempelajari Al-Qur’an dalam bahasa aslinya. Sebab, hal itu mengandung banyak sekali hikmah. Selain yang telah diungkapkan oleh Knett Grigh, nasihat mempelajari Al-Qur’an dalam bahasa aslinya ialah untuk menjaga autentisitas dan keorisinalan Al-Qur’an. Hikmah lainnya ialah Al-Qur’an akan menjadi identitas kaum muslimin di seluruh dunia dan sebagai sarana pemersatu umat Islam.

Kajian terhadap Al-Qur’an telah banyak dilakukan, baik dari segi bahasa dan sastra, kandungan isi, fakta-fakta ilmiah, maupun manfaat Al-Qur’an kaitannya dengan kesehatan manusia, baik jasmani maupun rohani. Objek yang sering dijadikan penelitian oleh para jago ihwal Al-Qur’an ialah hubungannya dengan kesehatan, alasannya ialah di dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa salah satu fungsi Al-Qur’an ialah sebagai obat, ibarat dalam surat Yunus ayat 57 dan surat Al-Isra’ ayat 82. Juga hadits Rasulullah saw., “Hendaklah kalian memakai kedua obat; madu dan Al-Qur’an”. (HR. Ibnu Majah).

Berdasarkan keterangan-keterangan diatas, Dr. Ahmad al-Qadhi mengadakan penelitian di Florida, Amerika Serikat, ihwal imbas Al-Qur’an bagi orang yang mendengarkannya. Penelitian dilakukan dengan membacakan potongan ayat Al-Qur’an kepada 3 kelompok orang, yaitu kelompok muslim yang bisa berbahasa Arab, kelompok muslim yang tidak bisa berbahasa Arab, dan kelompok non-muslim yang tidak bisa berbahasa Arab. Dari hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa hanya dengan mendengarkan bacaan Al-Qur’an, ketiga kelompok tersebut bisa mencicipi perubahan fisiologis yang besar, ibarat penurunan depresi, kesedihan, bahkan sanggup memperoleh ketenangan, dan menolak banyak sekali macam penyakit.

Dalam melaksanakan penelitiannya, al-Qadhi memakai tunjangan peralatan elektronik mutakhir untuk mendeteksi detak jantung, ketahanan otot, dan ketahanan kulit terhadap anutan listrik. Penemuan ini kemudian disampaikan pada sebuah muktamar tahunan ke-17 di Universitas Kedokteran Islam di Amerika belahan utara yang diadakan di kota Sant Louis Wilayah Mizore, pada bulan Agustus 1984.

Penemuan ini memperlihatkan bahwa bacaan Al-Qur’an kuat besar (hingga 97%) dalam memperlihatkan ketenangan dan penyembuhan penyakit. Hal ini sesuai dengan keterangan yang disampaikan oleh Allah swt. dalam firman-Nya, “Dan apabila dibacakan Al-Qur’an maka dengarkanlah baik-baik dan perhatikanlah dengan hening biar kalian mendapat rahmat”. (QS. Al-A’raf : 204). Juga dijelaskan dalam hadits Rasulullah saw., “Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah dari rumah-rumah Allah swt., kemudian mereka membaca Kitabullah (Al-Qur’an), dan saling mengajar di antara sesama mereka, melainkan sakinah (ketentraman) turun pada mereka, diliputi rahmat dan dikelilingi oleh para malaikat, serta disebut-sebut oleh Allah swt. di hadapan malaikat yang ada di sisi-Nya”. (HR. Muslim dan Abu Dawud).

Penelitian tersebut dikuatkan oleh penelitian yang dilakukan Muhammad Salim yang dipublikasikan di Universitas Boston, Amerika Serikat. Dalam penelitiannya, Muhammad Salim memakai 5 orang sukarelawan yang terdiri dari 3 laki-laki dan dua wanita. Kelima orang tersebut sama sekali tidak mengerti bahasa Arab dan mere pun tidak diberi tahu bahwa yang akan diperdengarkan ialah Al-Qur’an. Penelitian dilakukan sebanyak 210 kali yang terbagi menjadi 2 sesi, yaitu membacakan Al-Qur’an secara tartil dan membacakan bahasa Arab yang bukan dari Al-Qur’an. Dari hasil penelitian tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa responden (sukarelawan) mendapat ketenangan hingga 65% saat mendengarkan bacaan Al-Qur’an dan mendapat ketenangan hanya 35% saat mendengarkan bahasa Arab yang bukan dari Al-Qur’an.

Dr. Ahmed E. al-Qazi juga melaksanakan penelitian yang alhasil memperlihatkan bahwa tekanan darah yang tinggi akan menurun selama mendengarkan bacaan Al-Qur’an, detak jantung menjadi normal, dan ketegangan otot badan menurun. Pengaruh ini tidak hanya terjadi pada kaum muslimin saja, tetapi juga pada orang yang tidak beragama Islam. Subhanallah

Disusun Oleh Saifurroyya Dari Berbagai Sumber     

Comments

Popular posts from this blog

Kesederhanaan Habib Toha Al-Munawwar Semarang

Kh. Ahmad Badawi (Mbah Badawi Kaliwungu)

Kisah Haru Putri Herlina, Gadis Tanpa Tangan Yang Dipersunting Anak Pejabat Bi