Nasihat Mulia Dalam Taurat Nabi Musa As. (Bag. 2)



Pesan-pesan hikmah ini yakni nasihat mulia yang dinukil oleh Amirul Mukminin Ali bin Abu Thalib melalui verbal Nabi Musa bin Imran dari bahasa Ibrani ke dalam bahasa Arab. Sedang sumber nasihat mulia ini diambil dari kitab Hadis-e Qudsi karya Thahir Khusynuwis. Kumpulan nasihat ini terdiri dari 40 surat pilihan dari kitab Taurat (yang otentik) yang Allah wahyukan kepada Nabi Musa as. Dalam kitab Tafsir Abul Fadhl disebutkan bahwa kitab Taurat (yang otentik) terdiri dari 1.000 surat. Setiap surat terdiri dari 1.000 ayat, menyerupai surat al-Baqarah yang meliputi 1.000 perintah, 1.000 larangan,  1.000 janji, dan 1.000 ancaman.

Saya sengaja mengetengahkan nasihat mulia ini dengan berkala, biar gampang direnungkan dan direalisasikan dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Mudah-mudahan, nasihat mulia ini sanggup mendatangkan manfaat bagi pengarang kitab, saya, dan seluruh pembaca yang mau merenungkan dan merealisasikannya.

Surat III

Allah swt. Berfirman:

Wahai anak Adam, siapa saja yang (selalu) merasa puas (cukup), maka ia menjadi kaya. Barang siapa yang rela dengan yang sedikit dari (kenikmatan) duniawi, berarti ia percaya kepada Allah ‘Azza wa Jalla.

Wahai anak Adam, barang siapa yang meninggalkan sifat dengki, ia akan merasa tenang. Siapa pun yang menjauhkan diri dari perbuatan haram, berarti ia telah menyelamatkan agamanya. Barang siapa yang meninggalkan (kebiasaan) menggunjing, maka ia akan dicintai manusia. Siapa saja yang mengasingkan diri dari manusia, ia (akan) selamat dari kejahatan mereka. Siapa saja yang sedikit (dalam) berbicara, akalnya menjadi sempurna. Barang siapa yang rela kepada Allah atas sedikitnya rezeki, Allah akan rela (menerima) kepadanya dengan amalnya yang sedikit.

Wahai anak Adam, kalian tidak mengamalkan apa yang (telah) kalian ketahui, (lantas) bagaimana mungkin kalian (masih) mencari sesuatu yang tidak kalian ketahui? Wahai anak Adam, kalau kalian mengahabiskan umur kalian untuk mengejar dunia, maka kapankah kalian akan mengejar akhirat?

Surat IV

Allah swt. Berfirman:

Wahai anak Adam, barang siapa yang rakus terhadap dunia, ia akan dijauhkan dari (rahmat) Allah dan ia akan sengsara di akhirat. Allah tetapkan untuk memenuhi hatinya dengan kesumpekan (kegalauan) yang tiada hentinya, (dengan) kemiskinan tanpa kekayaan selamanya, dan (dengan) keinginan (panjang) yang tidak akan pernah tergapai.

Wahai anak Adam, setiap hari, umur kalian berkurang, sementara kalian tidak menyadari(nya). Setiap hari rezeki kalian tiba dari sisi-Ku, sementara kalian tidak mensyukurinya. Kalian tidak (pernah) merasa puas dengan kenikmatan yang sedikit dan tidak (pula) merasa kenyang dengan kenikmatan yang banyak.

Wahai anak Adam, tiada (satu) hari gres (pun) kecuali hadir pula rezeki gres kepada kalian dari sisi-Ku. Dan tiada (satu) malam (pun) kecuali malaikat-Ku kembali dari sisi kalian dengan membawa perbuatan jelek (kalian). Kalian (telah) menikmati rezeki-Ku dan bermaksiat kepada-Ku! Kalian memohon kepada-Ku, kemudian Aku mengabulkan permohonan kalian. Kebaikan-Ku selalu menghampiri kalian, sementara kejahatan kalian selalu mendatangi-Ku.

Sebaik-baik junjungan yakni Aku dan seburuk-buruk hamba yakni kalian. Kalian meminta kepada-Ku, kemudian Aku memberi kepada kalian. Aku selalu menutupi keburukan demi kejahatan yang kalian nampakkan. Aku (merasa) aib kepada kalian, namun kalian tidak (merasa) aib kepada-Ku. Kalian (selalu) melupakan-Ku dan (malah) mengingat selain-Ku. Kalian (merasa) takut kepada manusia, namun merasa kondusif dari murka-Ku.

Ditulis Oleh :  
al-Faqier ila Rahmati Rabbih
Saifurroyya
Sumber : Buku Pesan Ilahi Dalam Taurat

Comments

Popular posts from this blog

Kesederhanaan Habib Toha Al-Munawwar Semarang

Kh. Ahmad Badawi (Mbah Badawi Kaliwungu)

Kisah Haru Putri Herlina, Gadis Tanpa Tangan Yang Dipersunting Anak Pejabat Bi