Kisah Sayyidina Ali Bertemu Malaikat Jibril
Kisah ini diriwayatkan Ja’far bin Muhammad, yang mempunyai sanad dari ayahnya, kemudian dari kakeknya. Suatu ketika, kisah kakek Ja’far, Sayyidina Ali bin Abi Thalib kwh. mengunjungi rumahnya selepas silaturahim kepada Rasulullah.
Di rumah itu Ali menjumpai istrinya, Sayyidah Fathimah, sedang duduk memintal, sementara Salman al-Farisi berada di hadapannya tengah menggelar wol.
“Wahai wanita mulia, adakah masakan yang sanggup kau berikan kepada suamimu ini?” tanya Ali kepada istrinya.
“Demi Allah, saya tidak mempunyai apapun. Hanya enam dirham ini, ongkos dari Salman alasannya yaitu saya telah memintal wol,” jawabnya. “Uang ini ingin saya belikan masakan untuk (anak kita) Hasan dan Husain.”
“Bawa kemari uang itu.” Fathimah segera memberikannya dan Ali pun keluar membeli makanan.
Tiba-tiba ia bertemu seorang pria yang bangkit sambil berujar, “Siapa yang ingin memperlihatkan hutang (karena) Allah Yang Maha Menguasai dan Mencukupi?” Sayyidina Ali mendekat dan eksklusif memperlihatkan enam dirham di tangannya kepada lelaki tersebut.
Fatimah menangis ketika mengetahui suaminya pulang dengan tangan kosong. Sayyidina Ali hanya sanggup menjelaskan insiden secara apa adanya.
“Baiklah,” kata Fathimah, tanda bahwa ia mendapatkan keputusan dan tindakan suaminya.
Sekali lagi, Sayyidina Ali bergegas keluar. Kali ini bukan untuk mencari masakan melainkan mengunjungi Rasulullah. Di tengah jalan seorang Badui yang sedang menuntun unta menyapanya. “Hai Ali, belilah unta ini dariku.”
”Aku sudah tak punya uang sepeser pun.”
“Ah, kau sanggup bayar nanti.”
“Berapa?”
“Seratus dirham.”
Sayyidina Ali setuju membeli unta itu meskipun dengan cara hutang. Sesaat kemudian, tanpa disangka, sepupu Nabi ini berjumpa dengan orang Badui lainnya.
“Apakah unta ini kau jual?”
“Benar,” jawab Ali.
“Berapa?”
“Tiga ratus dirham.”
Si Badui membayarnya kontan, dan unta pun sah menjadi tunggangan barunya. Ali segara pulang kepada istrinya. Wajah Fatimah kali ini tampak berseri menunggu klarifikasi Sayyidina Ali atas kejadian yang gres saja dialami.
“Baiklah,” kata Fatimah selepas mendengarkan kisah suaminya.
Ali bertekad menghadap Rasulullah. Saat kaki memasuki pintu masjid, sambutan hangat eksklusif tiba dari Rasulullah. Nabi melempar senyum dan salam, kemudian bertanya, “Hai Ali, kau yang akan memberiku kabar, atau saya yang akan memberimu kabar?”
“Sebaiknya Engkau, ya Rasulullah, yang memberi kabar kepadaku.”
“Tahukah kamu, siapa orang Badui yang menjual unta kepadamu dan orang Badui yang membeli unta darimu?”
“Allah dan Rasul-Nya tentu lebih tahu,” sahut Ali memasrahkan jawaban.
“Sangat beruntung kau, wahai Ali. Kau telah memberi derma alasannya yaitu Allah sebesar enam dirham, dan Allah pun telah memberimu tiga ratus dirham, 50 kali lipat dari tiap dirham. Badui yang pertama yaitu malaikat Jibril, sedangkan Badui yang kedua yaitu malaikat Israfil (dalam riwayat lain, malaikat Mikail).”
Kisah yang sanggup kita baca dari kitab al-Aqthaf ad-Daniyah ini menggambarkan betapa ketulusan Ali dalam menolong sesama telah membuahkan akhir berlipat, bahkan dengan cara dan hasil di luar dugaannya.
Keluasan hati istrinya, Fathimah, untuk mendapatkan keterbatasan juga melengkapi kisah kebersahajaan hidup keluarga ini. Dukungan penuh dari Fathimah telah menguatkan sang suami untuk tetap bermanfaat bagi orang lain, meski untuk sementara waktu mengabaikan kepentingannya sendiri, yaitu memberi makan putranya.
Sumber : www.nu.or.id
Comments
Post a Comment